Meraih gelar sarjana, bukanlah akhir dari segalanya. Yap, itu adalah inti dari postingan ku kali ini. Kenapa tidak?
Mungkin, lulus merupakan akhir dari perjuangan panjang kita selama beberapa tahun dalam menempuh pendidikan sarjana. Bukanlah hal mudah untuk menyelesaikan pendidikan sarjana. Aku bilang seperti itu, karena memang dari pengalaman ku dan beberapa teman seperjuangan ku pun berkata seperti itu. Selain butuh usaha kita masing-masing pada tahap Skripsi, kita juga punya faktor X dibalik itu.
Faktor X itu adalah KEBERUNTUNGAN. Yak, kenapa tidak?
Beruntung apabila mendapat kemudahan dalam pencerahan mencari judul. Beruntung memperoleh d*s*n pe*bim*ing yang "asik". Tapi jangan khawatir, aku adalah orang yang sangat peryaca bahwa Alloh adalah Maha Adil. Mungkin kita akan lihat "rumput tetangga lebih hijau". Tapi jangan khawatir! Setiap orang itu punya "stres"-nya masing-masing. Mereka terlihat "hijau", karena kita tidak tahu bagaimana perjuangan mereka dalam "menghijaukan" rumputnya. Yakin aja, akan ada waktunya juga buat kita. Asaaaal, kita terus berusaha dan berdoa. Yakin deh!
Setelah masa-masa sulit itu berakhir, wisuda mungkin salah satu yang akan ditunggu. Ketika orang tua bahagia menyaksikan kita berdiri di depan menerima selembar kertas bertuliskan "Ijazah". Tapi, semua itu bukanlah akhir dari segalanya! Yap, ini adalah AWAL dari segalanya. Tentu saja, kita tidak akan berhenti di gedung itu. Kita akan melangkah keluar dan "memanfaatkan" selembar kertas dan seluruh ilmu yang kita dapatkan. Dan tentu saja, kita ingin membuat orang tua kita bangga bahwa putra putri yang telah mereka besarkan akan menjadi seseorang yang sukses nantinya.
Dan, masa sulit selanjutnya adalah ketika mulai memasuki dunia kerja. Ternyata bukanlah hal mudah, terlebih lagi untuk ku. Mungkin beberapa teman, berhasil hanya dengan satu kali mencoba melamar sebuah perusahaan impian mereka. Tapi ternyata tidak buat ku. Aku harus melewati berbagai proses sulit ini.
Mulai dari mendaftar sebuah Bank yang membuka rekrutmen di kampus dan mendaftar bersama teman-teman. Kemudian mendaftar sebuah software house asing yang "bermarkas" di Bali. Mungkin hidup di Bali merupakan impian sebagian orang. Bagaimana tidak, kehidupan dengan disuguhkan keindahan alam dan memperoleh pekerjaan. Sekali lagi aku mencobanya bersama teman ku. Kemudian, (sekali lagi) mungkin di sana belum rezeki ku. Tapi, rezeki buat teman ku.
Sedih? Pasti. Siapa orang yang ga sedih, proses itu sudah ku lalui hingga tahap akhir. Tapi, hidup ga akan berhenti di situ! Kembali aku melangkah mencari kesempatan yang lain. Ada salah satu Bank terkemuka membuka lowongan untuk program sejenis MT. Akhirnya aku ikuti, sampai pada proses akhir yang akhirnya ga jelas ._. Aku terdampar di kegalauan teramat sangat!
Akhirnya aku memutuskan beranjak dari masa penantian itu dan mencoba mencari kesempatan lain (lagi). Dan, akhirnya ada salah satu perusahaan IT yang mengundang ku untuk melakukan interview, proses berjalan hingga tahap akhir (lagi). Dalam proses itu aku pun sempat merasa "galau" (lagi). Karena sampai pada saat yang dijanjikan untuk pengumuman penerimaan itu tidak muncul juga. Aku sudah pada tahap menyerah dan ikhlas waktu itu. Aku (kembali) berfikir bahwa mungkin bukan di sana rezeki ku. Mungkin bukan di sana jalan yang Alloh akan berikan kepada ku. Semua pikiran positif itu aku tanamkan di dalam pikiran ku. Karena jika tidak, pastilah aku bakal stres dibuatnya!
Pada akhirnya, menjelang waktu wisuda, aku mendapat kabar bahwa aku diterima! Wow, gimana ga seneng tuh. Setelah semua proses yang aku lalui empat bulan ini setelah lulus. Akhirnya aku mencapai satu titik finish dalam pencarian ku.
Iyaaa, empat bulan waktu untuk ku menganggur. Mungkin ada rasa malu atau kecewa pada diri sendiri. Tapi, aku selalu percaya bahwa Alloh akan memberikan pada saat yang tepat. Selalu berfikir positif tentang proses hidup kita ini. Selalu yakin bahwa Alloh akan memberikan yang terbaik buat seluruh umat-Nya. Jangan merasa "kenapa aku tidak bisa? dan mereka bisa?". Sabar, mungkin sudah waktunya mereka dan belum waktunya kita. Kita mungkin harus belajar, berdoa dan berusaha lagi. Mungkin Alloh akan memberikan rencana yang lain di luar rencana kita.
Biarlah teman kita itu bahagia, janganlah kita merasa iri terhadap kesuksesan orang lain. Ada istilah "iri tanda tak mampu". Kita bisa, bukan tidak mampu. Makanya, jangan iri dengan "rumput tetanga" :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar