Minggu, 21 Agustus 2016

My First Time Experience : Odontotomy (Part 2)

Karena kayaknya bakalan panjang, makanya cerita Odontotomy ini aku bagi menjadi dua bagian.
Bagian kedua ini akan menceritakan tentang perkembangan pasca operasi.

Hari Pertama Pasca Odontotomy 
Rasanya masih ngga enak banget, tidur semalem kadang-kadang masih kebangun karena super pegel dan bengkak. Pagi harinya pun bengkaknya super gedhe dan efek Kalium Diklofenaknya mulai ilang jadi harus dipaksa sarapan untuk minum obat lagi.
Hal pertama yang bisa aku makan adalah energen campur oat meal. Karena hari itu bener-bener mulut susah dibuka karena bengkaknya bener-bener super gedhe.
Siang harinya aku cuma makan bubur dan kuah kuningnya aja, ayam sama sekali ngga bisa dikunyah. Trus supaya agak kenyang, aku juga minum jus Alpukat.
Menu malam hari agak manja dikit karena ga makan daging sama sekali, jadi aku pesen Beef Lagsana PHD. Beef Lasagna itukan empuk banget dan dagingnya cincang, jadi Alhamdulillah mendarat dengan aman di perutku.
Perkembangan hari pertama :
  • Belum berani sikat gigi (buka mulut aja susah, gimana mau sikat gigi) bahkan untuk sekedar kumur dengan obat kumur dari dokter (baca : obat kumur betadine). 
  • Bengkak super gedhe.
  • Udah ngga begitu sakit bekas operasinya, tapi kalau telat minum obat masih kerasa dikit cenut-cenut.

Hari Kedua Pasca Odontotomy 
Hari kedua ini mulai agak terbiasa dengan bengkaknya dan udah mulai bisa gosok gigi walaupun hanya sisi kiri luar aja.
Menu sarapan : masih energen dan oat meal
Makan siang aku coba cari sayur bayem dan perkedel kentang. Tapi aku belum berani makan nasi, meskipun sebenernya boleh. Cuma masih ngeri aja, soalnya dulu pernah denger temen pasca operasi nekat makan nasi dan jahitannya kebuka.
Makan malam : udah berani makan nasi tapi dikit banget dengan menu Chinese Food (Udang Tahu Pedas). Kenapa aku pilih menu ini? Pertama, karena tahunya rebusan pasti empuk. Dan kedua makanan ini berkuah.
Perkembangan hari kedua:
  • Udah bisa sikat gigi dibagian luar yang ngga bengkak dan udah bisa kumur-kumur.
  • Bengkak masih gedhe belum ada perkembangan.
  • Sakitnya udah ngga begitu karena udah rutin minum obat dan udah mulai kebiasa untuk posisi tidurnya. Tapi kalo bengkaknya kesenggol yaa bacok masih sakit.

Hari Ketiga Pasca Odontotomy 
Hari ketiga ini udah agak mendingan bengkaknya, ngga segedhe dua hari yang lalu. Cuma masih ngerasa pegel-pegel sampai leher.
Menu sarapan : bubur dan udah berani makan suwiran ayam.
Menu makan siang : siomay tapi cuma kentang dan tahu putih.
Menu makan malam : indomie (lagi) plus abon sapi (ini karena males keluar sih sebenernya hehe)
Perkembangan hari ketiga:
  • Belum ada perkembangan tentang sikat menyikat, masih sama kayak hari kedua.
  • Bengkak udah kempes dikit banget.
  • Udah mulai bisa ngguyah makanan selain bubur, oat meal dan sejenisnya.

Hari Keempat Pasca Odontotomy
Hari keempat ini udah agak lumayan karena sudah mulai pede buat jalan-jalan keluar.
Menu sarapan : (masih) bubur ayam lengkap dengan sambel dan kerupuk (akhirnya bisa makan kerupuk yg lembek lagi hahaha) 
Menu makan siang : mi seafood singapore (gaya dikit)
Menu makan malam : mi aceh - telur - rebus (mi lagi T.T)
Perkembangan hari keempat:
  • Sudah ada perkembangan bagus buat sikat menyikat, udah jauh bisa mangap.
  • Bengkak udah lumayan kempes daripada kemarin.
  • Masih belum berani makan nasi, karena gigitan dan mangapnya belum maksimal, jadi takut bakal kelamaan ataupun nyangkut-nyangkut di behel.

Hari Kelima Pasca Odontotomy
Hari kelima ini aku udah mulai masuk kerja, karena alhamdulillah bengkaknya udah ngga malu-maluin banget. Karena agak males ya kalo bengkak gede pasti ditanyain orang-orang, padahal ngomong aja susah.
Menu sarapan : pisang
Menu makan siang : (akhirnya) nasi, capcay dan sambel goreng daging
Menu makan malam : ayam katsu dan kentang goreng
Perkembangan hari kelima :
  • Secara umum, hari kelima ini keadaan bekas operasinya sudah sangat jauh membaik. Aku sudah bisa beraktifitas seperti biasa dan sudah mulai berani makan yang aneh-aneh.
  • Hari kelima ini masih ada sedikit rasa perih dan masih ada bengkak. Tapi ini masih bisa teratasi :)
  • Alhamdulillah antibiotik dan obat pendarahan pun sudah habis di hari kelima ini. Dan tersisa Kalium Diklofenak untuk rasa sakit/bengkak.

Sekian cerita panjang tentang Odontotomy sampai akhirnya aku bisa beraktifitas normal.
Oh ya, aku dengar true story dari temen bahwa ada kasus jika gigi impaksi ini tidak diangkat maka dapat menimbulkan tumor di rahang.
Jadi, sebaiknya kalian periksakan kondisi gigi bungsu kalian.
Tidak tumbuh bukan berarti baik-baik saja, bisa saja posisinya horizontal sehingga memang tidak akan bisa muncul.
Salam sehat selalu!

Selasa, 16 Agustus 2016

My First Time Experience : Odontotomy (Part 1)

Hari Sabtu, 13 Agustus 2016 adalah salah satu hari yang menegangkan buatku. Hari itu jam 20.00 aku udah ada jadwal untuk dilakukan tindakan Odontotomy (sebelumnya aku hanya tau istilah Odontectomy) di OMDC Mampang, Jakarta Selatan.
Kejadian ini berawal dari saran dokter behel ku melihat kondisi gigi bungsu atasku yg tumbuhnya agak miring ke arah pipi. Dia menyarankan untuk mengangkat gigi bungsu itu supaya nantinya tidak ada desakan sehingga menggubah struktur gigi. Singkat cerita aku melakukan rontgen Panoramic di sebuah Lab Parahita yang letaknya di sekitaran Mampang juga. Waktu itu biaya rontgen hanya Rp 190.000,- dan hasilnya bisa ditunggu tidak sampai 15 menit. Dan ternyata hasilnya betul masih sama seperti hasil rontgen 2011 yang lalu (ya iyalah, mau ngarep giginya mbelok sendiri gitu??? bhahaa).
Kedua gigi bungsu bawahku mengalami impaksi. Gigi impaksi adalah suatu gigi yang seluruhnya atau sebagian tidak tumbuh atau terhalang oleh gigi lain atau tulang atau jaringan lunak sehingga tidak mencapai posisi anatomis yang normal. Sedangkan gigi atasku diduga akan bisa tumbuh normal (dulu), tapi ternyata gigi bungsu kanan atas ini tumbuhnya memberontak ke bagian pipi. Jadi ada kemungkinan si gigi kiri atas juga akan melakukan hal yang sama (T______T).
Singkat cerita, dokter behelku menyarankan untuk diangkat semuanya oleh dokter Spesialis Bedah Mulut. Jika tidak sepasang, nantinya akan mengganggu sistem gigitan. Hal yang terbayang pertama kali bukanlah kesereman operasi, tapi biayanya (hahahaha). FYI, di OMDC ini tindakan pengangkatan gigi yang mengalami impaksi dibagi menjadi 3 kelas : kelas satu Rp 1,7jt, kelas dua Rp 2jt, dan kelas tiga 2,3jt (tarif berlaku per-gigi). Sebagai referensi, ini gambaran pembagian kelas impaksi gigi.

Setelah tawar menawar, akhirnya aku izin untuk mengangkat sepasang dulu, jadi bukan ke-4 gigi sekaligus. Kemudian beberapa minggu berlalu, akhirnya aku pilih hari baik yaitu Sabtu, 13 Agustus 2016 jam 20.00 WIB. (lengkap banget, buk!)
Beberapa hari sebelumnya, sama sekali ngga ada perasaan khawatir apapun tentang operasi ini. Tapi, begitu sampe di ruang tunggu, seketika jantung berdetak lebih kencang daripada biasanya. Kurang lebih jam 20.00 namaku dipanggil oleh seorang perawat laki-laki. Begitu masuk aku disambut oleh dokter yang menurutku lumayan senior (baca : bapak-bapak) dan ramah bangeeeeeeeet. Beneran dokternya ramah banget, aku kira bakalan galak gitu.
Beberapa menit ngobrol blablabla, liat hasil rontgen blablabla....
Jengjeng, kursi udah disiapkan untuk melakukan operasi, dipasang selimut, daaannn dimulailah cerita.

Proses Odontotomy 
Pertama kali yang dilakukan adalah ngecek kondisi gigiku dan memang betul yang bawah belum nonggol sama sekali dan yang atas udah nonggol tapi memberontak.
Aku : Gimana kondisinya, Dok? Sulit ngga ya kasus saya?
Dokter : Oh, yang atas gampang tapi yang bawah agak berat ini.
Aku : ha ha ha (hadeeh)

Setelah itu, dokter menyuntikan anestesi di gusi bawahku. Aku ngga ingat pasti berapa kali suntik, tapi seingetku awalnya 2 atau 3 kali suntik kecil. Trus tahap kedua suntikannya berasa lebih dalam, suntikan yang kedua ada 2 kali (mungkin). Aroma suntikan anestesi ini masih teringat sampai sekarang karena baru kali itu aku mendapatkan suntikan anestesi.

Setelah beberapa saat, beberapa bagian kanan rongga mulutku mengalami baal dan dokter mulai melakukan tindakan Odontotomy. Dimulai dengan pembedahan, kemudian dokter mencoba menarik sesuatu yang ada di dalam tapi terasa sakit sekali. Setelah itu dia melakukan pengeboran selama beberapa kali. Proses pengeboran ini proses yang paling lama diantara tindakan yang lainnya. Aku ngga begitu tau apa yang dia lakukan. Tapi setau aku, jika kondisi gigi ada di dalam dan horizontal seperti kasusku, maka dokter akan memotong gigi menjadi beberapa bagian dan diangkat satu persatu. Oleh karena itu aku menyebutnya Odontotomy. Jika proses pengeluaran gigi impaksi secara utuh maka disebut Odontectomy (CMIIW).
Proses pemotongan gigi ini sebetulnya tidak sakit karena mungkin efek anestesi. Tapi ada beberapa saat ada rasa ngilu yang sangat terasa. Mungkin itu adalah saat dokter mengangkat bagian gigiku. Aku tidak ingat pasti berapa kali dokter membagi gigiku. Karena ngilu sekali setiap kali ada proses pengangkatan itu. Dan jujur saat itu tanpa sadar aku nangis (malu-maluin sih) dan merintih kayak anak kecil yang lagi meriang (hahahaha). Sampai dokternya bilang "Kok nangis, apa sakit? Kan ngga sakit. Sabar ya, udah selesai ini".
Dan betul, setelah dokter bilang itu, proses "menyiksa" itupun selesai. Tapi setelah itu ngga kalah serem, ada benang yg keliatan panjang nyangkut di bibirku. Ya, tahap terakhir adalah jahit luka terbuka untuk mengeluarkan gigi bungsu itu. Kemudian diberikan kain kasa di atas bekas jahitan dan harus digigit selama satu jam. Taraaaa, prosesnya selesai jam 21.00. Jempol buat dokter Aries cepet banget kerjanya dan sabar banget nanganin aku yang ternyata rewel.

Odontotomy pun selesai, dilanjutkan dengan proses penyerahan resep, diagnosa dan obat. Dokter menasehati dengan santai banget, "Bengkak-bengkak, ngga bisa buka mulut, susah ngomong itu sudah biasa, ngga usah binggung. Obatnya langsung diminum aja biar langsung ngefek kalo anestesinya udah ilang". Dan saran dari perawat untuk minum hanya dengan air es, jangan minum air hangat dulu.

(Jam 22.00) Lepas kain kasa dan minum tiga jenis obat dari dokter : Antibiotik, Kalium Diklofenak (Obat penahan rasa sakit), dan obat untuk pendarahan.
(Jam 23.00) Dua jam setelah operasi dengan kondisi sudah minum obat dan anestesi udah mulai ilang (dengan tanda-tanda baal di bibir, pipi dan lidah udah ilang), rasa senut2 di gusi dan rahang mulai menerjang. Malem itu beneran ngga bisa tidur sampai jam 12an, ntah karena obatnya baru ngefek atau beneran udah ngantuk (hehehe).

... bersambung ke part 2