Alhamdulillah, saya masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan yang penuh berkah ini, bulan Ramadhan. Dan alhamdulillah, saya masih diperkenankan untuk ikut serta merayakan Idul Fitri 1433H ini :)
Sebelumnya, saya sampaikan :
"Taqobalallaahu minnaa wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Mohon maaf lahir dan batin"
Saya memohon maaf apabila ada tutur kata saya ataupun perbuatan saya yang kurang berkenan di hati. :)
Pada Idul Fitri tahun ini, banyak sekali perubahan dalam lingkungan saya. Perubahan yang paling saya rasakan adalah tidak adanya ibu dalam bulan Ramadhan tahun ini. Sebenarnya sudah dari tahun kemarin ibu telah kembali kepada-Nya. Namun, tahun ini sungguh sangat terasa. Karena semua persiapan makanan sahur, berbuka bahkan persiapan hari lebaran saya lakukan sendiri.
Dan pelajaran yang dapat saya ambil, adalah "tidak mudah menjadi seorang ibu". Pagi-pagi buta, sebelum semua anggota keluarga membuka mata, kita harus sudah mulai mempersiapkan hidangan untuk sahur. Setelah itu, menjelang waktu berbuka puasa, kembali disibukan dengan persiapan menu berbuka puasa. Dan, saya bersyukur memiliki ibu yang begitu baik dan tak mengeluh
Tiba-tiba saya teringat kata-kata ibu saya beberapa waktu sebelum ibu meninggal dunia. Beliau sempat menyatakan sesuatu, "Maafin mama ya belum bisa beliin baju lebaran" *saat itu masih 6 bulanan sebelum bulan Ramadhan*. Emm, saya tidak berfikir yang aneh-aneh, saya cuma menjawab "Iya, ngga papa. Kalo belum ada rezeki ngga harus beli baju baru. Baju yang lama masih bagus-bagus kok".
Dan ternyata, pernyataan ibu saat itu memang benar-benar terjadi, Beliau tidak bisa membelikan baju lebaran untuk saya. Kemudian saya tahu, itu adalah ucapan maaf itu adalah benar adanya. Namun, saat mendengar ucapan maaf itu, sempat terfikir bahwa ibu saya sebelumnya tak pernah mengucapkan itu, Dalam artian, kalau beliau belum memiliki rezeki untuk membelikan baju lebaran untuk saya, beliau tidak pernah mengucapkan dengan gamblang.
Selain itu, ibu juga pernah menyampaikan sesuatu sebelum meninggal kan saya, "Maafin mama ga bisa nganterin kamu". Awalnya saya tidak mengerti kenapa beliau tiba-tiba mengucapkan hal tersebut. Tapi ternyata, ucapan tersebut berarti banyak "Tidak bisa mengantarkan kamu".
Setiap hari, sedari kecil, setiap berangkat ke sekolah ataupun ke kampus, ibu selalu mengantarkan saya sampai kedepan pintu rumah. Hal itu selalu dilakukannya.
Kelulusan, setiap acara kelulusan sekolah saya, ibu selalu mengantarkan saya. Memberikan senyum dari tempat duduk ketika saya naik panggung untuk menerima ucapan dari bapak/ibu guru. Yah, meskipun ibu saya bukan tipe orang yang banyak berbicara, tapi saya tahu, bahwa senyuman yang terlukis diwajahnya adalah senyuman bahagia, penuh dengan kebanggaan.
Pernikahaan, yap.. saat ini, saya masih sibuk dengan dunia perkuliahan dengan status belum menikah.
Dan banyak hal lagi yang menurut saya, kata-kata ibu saya itu berarti luas.
Saya selalu mendoakan beliau. :)
Sekali lagi terimakasih ibu. Engkau telah mengajarkan banyak hal kepada ku,
Terimakasih atas seluruh kasih sayang, keringat yang telah kau curahkan untuk merawat ku selama ini,
Terimakasih atas segalanya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar